Friday, April 27, 2012

Local News : Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman tolak kedatangan anggota DPR // Perhimpunan Pelajar Indonesia in Germany refusing the visit of members of Parliament

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman tolak kedatangan anggota DPR


Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jerman menolak kedatangan rombongan Komisi I DPR di Jerman. Mereka mengabadikan penolakan itu lewat Youtube. Ada 3 poin penting yang mereka tekankan, antara lain DPR tak usah mahal-mahal terbang jauh dengan uang rakyat hanya untuk rapat dengan KBRI dan KJRI.
Berikut 3 poin penting permintaan PPI Jerman, PPU Berlin dan NU yang menolak kedatangan Komisi I di Jerman dalam siaran pers :


1.Transparansi dari setiap anggota DPR RI mengenai agenda kunjungan ke luar negeri beserta biaya yang akan   dikeluarkan. Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat 1 bulan sebelum keberangkatan.
2. Melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada rakyat melalui website DPR RI dan media massa.
3. Pengertian Ibu Bapak wakil rakyat untuk tidak menghamburkan uang rakyat dengan terbang ribuan kilometer untuk Rapat Dengar Pendapat dengan KBRI dan KJRI. Hal ini bisa dilakukan lewat tele-konferens, atau ketika pejabat-pejabat KBRI dan KJRI berada di Jakarta.

Melihat rendahnya urgensi kunjungan dan dana sebesar 3,1 miliar Rupiah yang telah dikeluarkan untuk membiayai perjalanan ini, PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU Cabang Istimewa Jerman sepakat untuk menolak kedatangan Ibu Bapak Wakil Rakyat beserta keluarga dan rombongannya.
(disadur dari news.detik.com)


-------------------------------------------------------------------------------------------


Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Germany rejected the arrival of a troupe of Commission I of the HOUSE in Germany. They perpetuate the rejection in Youtube. There are 3 key points that they emphasize, among other things the HOUSE goes without expensive-expensive to fly away with public money only for a meeting with the INDONESIAN EMBASSY and KJRI. The following three essential points request PPI Germany, PPU Berlin and NU Germany, who rejected the arrival of Commission  I in Germany in a press release:


1.transparansi of any member of the house of representatives on the agenda visits abroad and the cost that will be spent  The information must be published not later than a month before departure . 
2 . Report on the website the visit to the people through the house of representatives and mass media . 
3 . Understanding mother adja elected not to waste money the people by flying thousands of kilometers to a hearing with the indonesian embassy and the consulate general . It can be done through tele-konferens , or when the attendants the indonesian embassy and the consulate general are in jakarta .


At the ridiculously low urgency and visit funds amounting to 3.1 billion rupiah which has been issued to finance this journey , german ppi, ppu berlin , and special branch of nu germany agreed to refuse the arrival of the father of representatives and family and their divisions .
(by news.detik.com)



4 comments:

  1. Bisa dibilang sebuah tamparan, atau apalah istilah yang mungkin sesuai untuk kejadian ini.
    Yah.. bukan bermaksud untuk memojokkan par petinggi negara juga, namun semoga ini menjadi sebuah pelajaran yang dapat kalian gali lebih dalam lagi, apa sebenarnya yang rakyat kalian inginkan.

    Hidup rakyat!

    ReplyDelete
  2. terkadang perlu juga orang ditampar supaya bangun dari alam mimpi.

    ReplyDelete
  3. Saya rasa bukan sebuah alam mimpi yang ada di dalam benak para petinggi negara kita. Mereka sadar betul dengan apa yang mereka lakukan. Mungkin bisa dibilang dalam kondisi sadar namun menutup mata akan apa yang mereka lakukan, itu lebih tepat.

    Anda mungkin bisa menyimak video pelaksanaan konferensi pers antara para pejabat dan PPI sebagai tamu undangan di KBRI Jerman. Para mahasiswa meninggalkan ruangan konferensi tanpa memberi kesempatan para pejabat untuk memberikan tanggapan dan pembelaan-pembelaan atas tindakan mereka. Saya rasa orang bermimpi tak akan berpikir mengenai pembelaan.

    Terakhir kali para petinggi negara kita mendapat tamparan yaitu dari seorang profesor di sebuah universitas di Italia.
    Namun toh, akhirnya program konyol ini terjadi lagi. :D

    ReplyDelete
  4. saya harus setuju bahwa mimpi adalah kondisi alam bawah sadar seseorang. Tetapi, tahu kah anda? Dari sudut pandang psikologi. . .mimpi dapat merupakan hasil represi? Represi adalah keinginan-keinginan yang ditekan untuk tidak muncul? Tetapi sebenarnya akan membeludak pada suatu titik tertentu (ah...kira-kira begitu penjabaran saya).

    yang saya maksud adalah bukan mimpi secara harafiah (seseorang tidur lalu bermimpi). Mimpi di sini adalah kondisi di mana harapan-harapan alam bawah sadarnya memonopoli pikiran sadarnya.

    Tetapi terima kasih untuk koreksinya :) lain kali saya akan jauh lebih berhati-hati dan lebih banyak membaca. Sehingga tidak keliru dalam membuat istilah :)


    jujur, saya tidak tertarik terlalu dalam mengenai tingkah polah para pejabat kita, tetapi mungkin anda benar bahwa tidak ada salahnya untuk kita mulai lebih peka.

    Ide yang tidak kalah menarik.

    ReplyDelete